Haedar Nashir Optimistis Bisa Pimpin Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir yakin bisa
mewujudkan visi dan misi Muktamar ke-47 Makassar. Meski kerap
menyampaikan beratnya amanah yang harus diembannya sebagai Ketum PP
Muhammadiyah periode 2015-2020, Haedar mengaku tetap optimistis.
"Kami tetap percaya. Di belakang kami ada tujuh organisasi otonom, 34
Pimpinan Wilayah, 488 Pimpinan Daerah, 3655 Pimpinan Cabang, dan 13.540
Pimpinan Ranting," ujar Haedar dalam sambutan penutupan Muktamar di
Balai Sidang Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8).
Sebelumnya, pada sambutan usai serah terima jabatan, Haedar secara
khusus menyebut keberhasilan pendahulunya Din Syamsuddin. Ia mengaku
capaian Din sangat membantu proses keberlanjutan gerakan di
Muhammadiyah.
Sebagai pemimpin persyarikatan ke-15 di Muhammadiyah, Haedar akui ada
bayang-bayang mantan pemimpin terdahulu di belakangnya. Ia akui
mengemban amanah di pundak tidak mudah.
Keadaan itu, kata Haedar, seperti ketika Umar bin Khattab menyebut
Abu Bakar akan membuat lelah para khalifah sesudahnya. Tetapi, Haedar
merasa yakin tidak akan lelah. "Inshaallah tidak akan lelah karena saya
bersama 12 orang yang juga tokoh besar," kata Haedar.
Nasihat Buya Syafii untuk Pimpinan Muhammadiyah Terpilih
MAKASSAR -- Organisasi Islam Muhammadiyah telah menentukan 13 pimpinan
baru dalam menyongsong lima tahun ke depan. Haedar Nashir pun terpilih
menjadi Ketua Umum Muhammadiyah mengantikan Din Syamsudin.
Mantan Ketua Umum Muhamamdiyah Safii Maarif menuturkan, Muhammadiyah dibawah 13 pimpinan baru ini harus segera melakukan revitalisasi. Muhammadiyah harus memperkaya ilmu dan wawasaan bukan hanya ke dalam namun dengan berani tampil keluar.
"Pertama idiologis wawasan kebangsaan harus dipertajam dan diperluas. Karen Muhammadiyah bukan hanya membuktikan bagi diri sendiri tapi membuktikan bagi bangsanya," ujar Syafii, Jumat (7/8).
Para pimpinan Muhammadiyah juga diminta untuk mempersiapkan kader yang mumpuni. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan atau teknologi, semua kader Muhammadiyah harus menjadi manusia terbaik. Dengan ini mereka akan mampu berbakti bagi negara melalui jalur apapun.
"Haedar paham ini, dia pasti bisa," ungkap Syafii.
Mengenai perbedaan karakter Din dan Haedar, Syafii menilai bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang baik. Artinya tidak ada kemonotonan dalam tubuh Muhammadiyah.
Mantan Ketua Umum Muhamamdiyah Safii Maarif menuturkan, Muhammadiyah dibawah 13 pimpinan baru ini harus segera melakukan revitalisasi. Muhammadiyah harus memperkaya ilmu dan wawasaan bukan hanya ke dalam namun dengan berani tampil keluar.
"Pertama idiologis wawasan kebangsaan harus dipertajam dan diperluas. Karen Muhammadiyah bukan hanya membuktikan bagi diri sendiri tapi membuktikan bagi bangsanya," ujar Syafii, Jumat (7/8).
Para pimpinan Muhammadiyah juga diminta untuk mempersiapkan kader yang mumpuni. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan atau teknologi, semua kader Muhammadiyah harus menjadi manusia terbaik. Dengan ini mereka akan mampu berbakti bagi negara melalui jalur apapun.
"Haedar paham ini, dia pasti bisa," ungkap Syafii.
Mengenai perbedaan karakter Din dan Haedar, Syafii menilai bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang baik. Artinya tidak ada kemonotonan dalam tubuh Muhammadiyah.
Haedar Nashir Optimistis Wujudkan Visi dan Misi Muhammadiyah
MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir
yakin, dengan kekuatan Muhammadiyah, bisa mewujudkan visi dan misi
Muktamar ke-47 Makassar. Meski kerap menyampaikan beratnya amanah yang
harus ia emban sebagai Ketum PP Muhammadiyah periode 2015-2020, Haedar
tetap optimistis.
"Kami tetap percaya. Di belakang kami ada tujuh organisasi otonom, 34
Pimpinan Wilayah, 488 Pimpinan Daerah, 3655 Pimpinan Cabang, dan 13.540
Pimpinan Ranting," ujar Haedar dalam sambutan penutupan Muktamar di
Balai Sidang Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8). Sebelumnya, pada sambutan usai serah terima jabatan, Haedar secara khusus menyebut keberhasilan pendahulunya Din Syamsuddin. Ia mengaku capaian Din sangat membantu proses keberlanjutan gerakan di Muhammadiyah. Sebagai pemimpin persyarikatan ke-15 di Muhammadiyah, Haedar akui ada bayang-bayang mantan pemimpin terdahulu di belakangnya. Ia akui mengemban amanah di pundak tidak mudah.
Keadaan itu, kata Haedar, seperti ketika Umar bin Khattab menyebut Abu Bakar akan membuat lelah para khalifah sesudahnya. Akan tetapi, Haedar merasa yakin tidak akan lelah. "InsyaAllah tidak akan lelah karena saya bersama 12 orang yang juga tokoh besar," kata Haedar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar