Surah
Al-Hujurat ayat 11
v Larangan memperolok-olokkan, banyak prasangka dan
lain-lain.
Artinya:
“ 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”.
Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah SWT menerangkan bagaimana seharusnya
sikap dan akhlak orang-orang mukmin terhadap nabi SAW dan terhadap orang-orang
munafik, maka pada ayat berikut ini Allah menjelaskan bagaimana sebaiknya
pergaulan orang-orang mukmin di tengah-tengah kaum mukminin sendiri. Di
antaranya, mereka dilarang memperolok-olokan saudara-saudaranya mereka,
memanggil-manggil mereka dengan gelar-gelar yang buruk dan berbagai tindakan
yang menjurus kea rah permusuhan dan kedzaliman. Diriwayatkan bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan tingkah laku kabilah bani Tamim yang pernah
berkunjung kepada Rasulullah SAW, lalu mereka memperolok-olokkan beberapa sahabat
yang fakir miskin seperti Ammar, Suhaib, Bilal, Khabbab, Salman Farisi, dan
lain-lain karena pakaian mereka sangat sederhana. Adapula yang mengemukakan
bahwa ayat ini diturunkan dengan kisah Siti Safiyah binti Huyay bin Akhtab yang
pernah datang menghadap Rasulullah SAW, melaporkan bahwa beberapa wanita di
Madinah pernah menegur di dengan kata-kata yang menyakitkan hati seperti: “ Hai
perempuan Yahudi, keturunan Yahudi, dan sebagainya”, sehingga nabi SAW bersabda
kepadanya:” Mengapa tidak engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun, pamanku Nabi
Musa, dan suamiku Nabi Muhammad”.
(11) dalam ayat ini, Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan
ada suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain karena boleh jadi, mereka yang
diolok-olokkan itu pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari mereka
yang mengolok-olokkan.
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, sabda Rasulullah SAW sebagai
berikut:
Artinya:”
Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupamu dan harta kekayaanmu, akan
tetapi ia memandang kepada hatimu dan perbuatanmu”.( 247 )
Hadits ini mengandung isyarat bahwa seorang hamba Allah jangan memastikan
kebaikan atau keburukan seseorang semata-mata karena melihat kepada amal
perbuatannya saja, sebab ada kemungkinan seorang tampak mengerjakan amal kebajikan,
padahal Allah melihat di dalam hatinya ada sifat yang tercela, dan sebaliknya
pula mungkin ada seseorang yang kelihatan melakukan sesuatu yang tampak buruk,
akan tetapi Allah melihat dalam hatinya ada rasa penyesalan yang besar yang
mendorong kepadanya bertaubat dari dari dosanya. Maka amal perbuatan yang
nampak dari luar itu, hanya merupakan tanda-tanda saja yang menimbulkan
sangkaan yang kuat, tetapi belum sampai ke tingkat meyakinkan.
B.
Surah Al-Hujurat ayat 12
v Larangan berburuk sangka dan bergunjing
Artnya:
“(12). Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
(12) Dalam ayat ini, Allah SWT memberi peringatan kepada orang-orang yang
beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari prasangka terhadap orang-orang yang
beriman, dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut
saudaranya yang mukmin, maka kalimat itu harus diberi tanggapan yang baik, ditujukan
kepada pengertian yang baik, dan jangan sekali-kali timbul salah paham, apalagi
menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka. Umar telah berkata
yang artinya demikian: “ Jangan sekali-kali kamu menerima ucapan yang keluar
dari mulut saudaramu, melainkan dengan maksud dan pengertian yang baik,
sedangkan kamu sendiri menemukan arah pengertian yang baik”.
Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits sahih sebagai berikut:
Artinya: “
Jauhilah olehmu berburuk sangka, sesungguhnya berburuk sangka itu termasuk
perkataan yang paling dusta. Dan jangan mencari-cari kesalahan orang lain,
jangan buruk sangka, jangan membuat rangsangan dalam penawaran barang, jangan
benci membenci, jangan belakang-membelakangi, dan jadilah kamu hamba-hamba
Allah yang bersaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim untuk mengucil
saudara lebih dari tiga hari”.(249).
Ali bin Husein mendengar seorang laki-laki sedang mengumpat orang lain.
Lalu ia berkata: “ Awas kamu jangan bergunjing karena bergunjing itu sebagai
lauk pauk manusia”. Nabi sendiri berkhutbah pada hijjatul wada (naik haji yang
penghabisan).:
Artinya: “
Sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu haram bagimu seperti haramnya
hari ini dalam bulan ini dan di negerimu ini.
Soal-soal yang dikecualikan dan tidak diharamkan dalam bergunjing itu ada
enam perkara:
- Dalam rangka kedzaliman agar supaya dapat dibela oleh seorang yang mampu menghilangkan kedzaliman itu.
- Jika dijadikan bahan untuk merubah sesuatu kemungkaran dengan menyebut-nyebut kejelekan seseorang kepada seorang penguasa yang mampu mengadakan tindakan perbaikan.
- Di dalam mahkamah, seorang yang mengajukan perkara boleh melaporkan kepada mufti atau hakim bahwa ia telah dianiaya oleh seorang penguasa yang (sebenarnya) mampu mengadakan tindakan perbaikan.
- Memberi peringatan kepada kaum muslimin tentang suatu kejahatan atau bahaya yang mungkin akan mengenai seseorang misalnya menuduh saksi-saksi tidak adil, atau memperingatkan seseorang yang akan melangsungkan pernikahan bahwa calon pengantinnya adalah seorang yang mempunyai cacat budi pekertinya, atau mempunyai penyakit yang menular.
- Bila orang yang diumpat itu terang-terangan melakukan dosa di muka umum, seperti minum arak di hadapan khalayak ramai.
- Mengenalkan seorang dengan sebutan yang kurang baik, seperti a’war (orang yang matanya buta sebelah) jika tidak mungkin memperkenalkannya keculi dengan nama itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar