Cakupan Kurikulum
Selama
ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat
akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada
isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian
ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan
kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya
kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara lain. Sebagai
contoh bahwa di beberapa negara Asean menunjukkan bahwa keterampilan
membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat terendah, untuk mata
pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SLTP. Bukti
ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output pembelajaran
yang selama ini dikembangkan berdasarkan kurikulum akademik yang
berlaku.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka jika dievaluasi kira-kira mata pelajaran apa yang lemah dalam aspek kurikulumnya, maka diantaranya adalah pelajaran PPKn dan Agama.
Analisis Kurikulum
Kurikulum sebagai Konten atau Subject Matter
Curriculum as Subject matter, merupakan kurikulum sebagai kombinasi bahan pelajaran untuk membentuk kerangka isi materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. [1]
Kurikulum merupakan sederetan materi yang harus ditempuh atau diajarkan di sekolah setiap minggunya. Materi yang dipelajari biasanya berupa pengalaman di masa lampau artinya tentang pengalaman mengajar sebelumnya. [2]
Pendekatan ini bertitik tolak dari mata pelajaran seperti : Ilmu Bumi, Sejarah , Geografi, Biologi, Matematika dll, dimana setiap mata pelajaran masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu tersimpan dalam kotak-kotak mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut terlepas satu sama lainnya dan tidak ada hubungan atau kaitan satu sama lainnya, bahkan terdapat kecenderungan bahwa setiap mata pelajaran tersebut menganggap dirinya paling penting. Dari kenyataan ini, akan melahirkan kurikulum mata pelajaran ( subject matter curriculum ).
Kurikulum sebagai program Rencana Kegiatan
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kurikulum itu dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan sisiwa untuk belajar. Atau kurikulum sebagai program meliputi peristiwa di sekolah yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. [3]
Kurikulum Ditujukan sebagai Hasil Belajar
Menurut pendekatan Tyler kurikulum ini diarahkan kepada usaha untuk mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan yang berupa tingkah laku yang diharapkan telah dicapai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka tampilkan pada akhir kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi dilaksanakan untuk melihat apakah perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh siswa atau belum [4]
Kurikulum sebagai Reproduksi Budaya
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. [5]
Kurikulum sebagai salah satu bentuk perubahan untuk memperbaiki proses pendidikan sehingga tercipta suatu efektifitas sekolah dimana ada suatu kombinasi antara apa yang telah dihasilkan sekolah (school output) dan apa yang telah dimasukkan ke dalam sekolah (school input). [6]
Kurikulum sebagai Pengalaman
Menurut William B. Ragam: Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. Sedangkan Robert S. Flaming mengatakan : Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. Demikian pula Nengly and Evaras (1976) Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.[7]
Curriculum as experience, kurikulum yang berupa seperangkat pengalaman – pengalaman yang diperoleh oleh anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Kurikulum sebagai Karakter (Discrete Tasks) dan Konsep
Pendidikan karakter adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMA, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi sebagai Bapak India memperingatkan tentang kesalahan fatal, yaitu “education without character” (pendidikan tanpa karakter). Kecerdasan plus karakter pada dasarnya adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya Tokoh dunia Theodore Roosevelt yang mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat).
Kurikulum sebagai Agenda Rekonstruksi Sosial
Konsep ini merupakan kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat. Konsep ini menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesajahteraan masyarakat, sehingga menjadi landasan dalam pendidikan dan pengembangan kurukulum. [8]
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian , sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut. [9]
Kurikulum sebagai "Currere"
Kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak dari start sampai finish ini disebut currere (Subandijah, 1993: 1).
Pendapat lain mengatakan pada mulanya kurikulum dijumpai dalam dunia atletik pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari (Syafruddin Nurdin, 2002: 33).[10]
Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka jika dievaluasi kira-kira mata pelajaran apa yang lemah dalam aspek kurikulumnya, maka diantaranya adalah pelajaran PPKn dan Agama.
Analisis Kurikulum
Kurikulum sebagai Konten atau Subject Matter
Curriculum as Subject matter, merupakan kurikulum sebagai kombinasi bahan pelajaran untuk membentuk kerangka isi materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. [1]
Kurikulum merupakan sederetan materi yang harus ditempuh atau diajarkan di sekolah setiap minggunya. Materi yang dipelajari biasanya berupa pengalaman di masa lampau artinya tentang pengalaman mengajar sebelumnya. [2]
Pendekatan ini bertitik tolak dari mata pelajaran seperti : Ilmu Bumi, Sejarah , Geografi, Biologi, Matematika dll, dimana setiap mata pelajaran masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu tersimpan dalam kotak-kotak mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut terlepas satu sama lainnya dan tidak ada hubungan atau kaitan satu sama lainnya, bahkan terdapat kecenderungan bahwa setiap mata pelajaran tersebut menganggap dirinya paling penting. Dari kenyataan ini, akan melahirkan kurikulum mata pelajaran ( subject matter curriculum ).
Kurikulum sebagai program Rencana Kegiatan
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kurikulum itu dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan sisiwa untuk belajar. Atau kurikulum sebagai program meliputi peristiwa di sekolah yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. [3]
Kurikulum Ditujukan sebagai Hasil Belajar
Menurut pendekatan Tyler kurikulum ini diarahkan kepada usaha untuk mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan yang berupa tingkah laku yang diharapkan telah dicapai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka tampilkan pada akhir kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi dilaksanakan untuk melihat apakah perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh siswa atau belum [4]
Kurikulum sebagai Reproduksi Budaya
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. [5]
Kurikulum sebagai salah satu bentuk perubahan untuk memperbaiki proses pendidikan sehingga tercipta suatu efektifitas sekolah dimana ada suatu kombinasi antara apa yang telah dihasilkan sekolah (school output) dan apa yang telah dimasukkan ke dalam sekolah (school input). [6]
Kurikulum sebagai Pengalaman
Menurut William B. Ragam: Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. Sedangkan Robert S. Flaming mengatakan : Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. Demikian pula Nengly and Evaras (1976) Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.[7]
Curriculum as experience, kurikulum yang berupa seperangkat pengalaman – pengalaman yang diperoleh oleh anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Kurikulum sebagai Karakter (Discrete Tasks) dan Konsep
Pendidikan karakter adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMA, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi sebagai Bapak India memperingatkan tentang kesalahan fatal, yaitu “education without character” (pendidikan tanpa karakter). Kecerdasan plus karakter pada dasarnya adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya Tokoh dunia Theodore Roosevelt yang mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat).
Kurikulum sebagai Agenda Rekonstruksi Sosial
Konsep ini merupakan kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat. Konsep ini menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesajahteraan masyarakat, sehingga menjadi landasan dalam pendidikan dan pengembangan kurukulum. [8]
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian , sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut. [9]
Kurikulum sebagai "Currere"
Kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak dari start sampai finish ini disebut currere (Subandijah, 1993: 1).
Pendapat lain mengatakan pada mulanya kurikulum dijumpai dalam dunia atletik pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari (Syafruddin Nurdin, 2002: 33).[10]
Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
________________________________________
[1] Sumber:http://mufazi881.blogspot.com/2010/05/pengembangan-kurikulum-tinjauan dari.html
[2]Sumber:http://www.gpdi.us/index.php?option=com_content&view=article&id=313:pengertian kurikulum&catid=54:pelnap&Itemid=25
[3] (Lihat Rachmayanti Tihan : Makalah Masalah Pengembangan Konsep Kurikulum, 2007)
[4] (Lihat : Tirtayasa Hidayatullah, makalah Evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Kaitannya Dengan Peningkatan Mutu Lulusan Pendidikan, 2010)
[5] (I Made Kartika : makalah Pengertian Peranan Dan Fungsi Kurikulum, 2010)
[6] (Lihat Rachmayanti Tihan : Makalah Masalah Pengembangan Konsep Kurikulum, 2007)
[7] (Lihat Darkir : Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum : 2004)
[8] Sumber : http://clickmath4u.wordpress.com/2010/05/21/oranisasi-dan-desain-kurikulum/
[9] (I Made Kartika : makalah Pengertian Peranan Dan Fungsi Kurikulum, 2010)
[10] Sumber: http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/12/pengertian-kurikulum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar