PENGERTIAN KURIKULUM
a.
Secara Etimologi
Secara
Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa
Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj
al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan
dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.[1]
B.
PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI
Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi. Maka
kami menerangkan secara terminologi atau biasa disebut dengan
pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum
menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi.
Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang
mendifinisikan tetntang kurikulum. Namun kami hanya memaparkan
beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)[2]
- Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)
- Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
- Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
- Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6)
- Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)
- Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7)
- Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).
- Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).
- Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)[3]
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kurikulum itu
mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan
itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk
melalui kurikulum.
2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi,
data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggat
terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata
pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus.
3. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh
guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan
membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
4. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam
mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang
direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada
di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa ahlai di
atas, kami menyimpulkan bahwa pengertian kurikulum adalah
sebagai berikut:
Kurikulum adalah seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik
yang berisi pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi
pengalaman belajar, program pelayanan, pola belajar mengajar, dan
program evaluasi agar pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dan perubahan tingkah laku.
B.
SARAN
Dengan adanya makalah tentang Pengertian Kurikulum
Menurut Para Ahli ini, mudah-mudahan kami penulis dapat lebih memacu
kami untuk terus belajar dan juga tentunya kepada teman-teman kami
semester VI Eksekutif Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
Al-Khairiyah Cilegon. Dan semoga kita semua bisa mengambil
manfaat dengan adanya diskusi tentang kurikulum ini. Sehingga kita
semua bisa memahami tentang itu dan bisa mengaplikasikan dalam
kehidupan kita khususnya di sekolah-sekolah. Amin Ya Rabbal
‘Alamin.
REFERENSI
Drs. H.M. Ahmad , Pengembangan Kurikulum, CV. Pustaka Setia,
Bandung, 1998.
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta,
2008.
Prof. DR. Nana Syaodih,Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,
Rosda Karya, Bandung, 2007.
Drs. Darwyan Syah, M.Pd, Perencanaan Sistem Pengajaran
Pendidikan Agama Islam, Faza Media, Pamulang, 2006.
Dra. Hj Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 2, Pustaka Setia,
Bandung, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar