A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya,pengawas
satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan
dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan menteri
tentang kepengawasan.Tuntutan tersebut salah satunya tentangkompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi.Seorang supervisor adalah orang
yang profesional ketika menjalankan tugasnya,ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah
ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan
tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,menggunakan
kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan
mata biasa,sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak,melainkan memerlukan
insight dan kepekaan mata
batin.Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan
kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis,bukan masalah
fisik material semata.Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja
dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan,tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah.Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar
dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.Dalam konteks
pengawasan mutu pendidikan,maka supervisi oleh pengawassatuan pendidikan antara
lain kegiatannya untuk melakukan suatu pengamatan secaraintensif terhadap
kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikandan kemudian
ditindak lanjuti dengan pemberian feed back ,sebagaimana
diadaptasi dariRazik (1995:559).Hal ini
sejalan pula dengan adaptasi dari L.Drake (1980:278) yangmenyebutkan
bahwa supervisi adalah sebagai suatu peristilahan yang sophisticated
,sebabmemiliki arti yang
luas,yakni identik dengan proses manajemen,administrasi,evaluasidan
akuntabilitas atau berbagai aktivitas serta kreatifitas yang berhubungan
dengan pengelolaan kelembagaan pada lingkungan kelembagaan setingkat
sekolah.Mengacu pada pemikiran di atas,maka bantuan berupa pengawasan
profesionaloleh pengawas satuan tenaga kependidikan tentunya diarahkan pada
upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan kepala sekolah dalam
menetralisir,mengidentifikasiserta menemukan peluang-peluang yang dapat
diciptakan guna meningkatkan mutukelembagaan secara menyeluruh.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas,maka penulisan makalah ini dapatdirumuskan
ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengertian dari supervisi pendidikan?
2.
Apa
saja tujuan dari supervisi pendidikan?
3.
Siapa
yang menjadi sasaran dalam supervisi pendidikan?
4.
Apa
saja fungsi dari supervisi pendidikan?
5.
Bagaimana ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui tentang pengertian
supervisi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan supervisi
pendidikan.
3. Mengetahui sasaran dalam supervisi pendidikan.
4. Mengetahui fungsi dari
supervisi pendidikan.
5. Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari supervisi
pendidikan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini yaitu:
1.
Guna
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai supervisi
pendidikan.
2.
Dapat
bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana proses penanganan dan
penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian supervisi
Supervisi menurut
asal usul (etimologi),bentuk perkataannya (morfologi),maupun isi yang
terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1.
Secara morfologis,Supervisi berasal
dari dua kata bahasa Inggris,yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan
vision berarti melihat,masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan,dan penilikan,dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi
diatas,pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,manusiawi.
Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung
unsur pembinnaan,agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui
kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki
2.
Secara sematik,Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
3.
Secara Etimologi,supervisi diambil dalam
perkataan bahasa Inggris“Supervision”artinya pengawasan di bidang pendidikan.Orang yang melakukan supervisi
disebut supervisor.
B. Pengertian Supervisi Menurut Pendapat
Para Ahli :
1. Good Carter memberi pengertian supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas
lainnya,dalam memperbaiki pengajaran,termasuk menstimulir,menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan,bahan-bahan pengajaran,dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
2. Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha
menstimulir,mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif,agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian
mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara
kontinyu,serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi
modern.
3. Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa,supervisi
diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM).Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi,yaitu;perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
4. Ross L (1980),mendefinisikan bahwa
supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan pengajaran,pembelajaran dan kurikulum.
5. Menurut Purwanto (1987),supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.[1]
Dari uraian
definisi supervisi diatas,maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi
supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda.God Carter melihatnya
sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,Boardman.Melihat
supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.Willem
Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan.Ross L memandang supervise sebagai pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.Sedangkan
Purwanto (1987) memandang sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
1.Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sergiovanni
C. Tujuan Supervisi
Pendidikan
Tujuan supervisi
pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara
total,ini berarti bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru,tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar,peningkatan
mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,pemberian bimbingan dan pembinaan
dalam hal implementasi kurikulum,pemilihan dan penggunaan metode
mengajar,alat-alat pelajaran,prosedur dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi
yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara
belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya
bukan pada seorang atau sekelompok orang,akan tetapi semua orang seperti
guru-guru, para pegawai,dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang
sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya
kegiatan belajar mengajar yang baik.
Secara nasional tujuan
konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
1.
Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2.
Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
3.
Membantu
guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.
4.
Membantu
guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5.
Membantu
guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
6.
Membantu
guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
7.
Membantu
guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan
pribadi dan jabatan mereka.
8.
Membantu
guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
9.
Membantu
guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat.
10. Membantu guru-guru agar waktu
dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
D. Sasaran Supervisi Pendidikan
Sebetulnya apabila
dicermati secara rinci,kegiatan supervisi yang sesuai dengan sasarannya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
supervisi
akademik,supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik,yaitu
yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar.Dan yang
kedua adalah supervisi administrasi,yang lebih menitikberatkan pengamatan pada
aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya
pembelajaran.Di samping dua macam supervisi yang disebut dengan objeknya atau
sasarannya,ada lagi supervisi yang lebih luas yaitu supervisi lembaga dan
akreditasi.Yang membedakan antara kedua hal tersebut adalah pelaku dan waktu
dilaksanakannya.Supervisi lembaga dilakukan oleh orang yang ada di dalam
lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar lembaga yaitu pengawas secara terus
menerus,sedangkan supervisi akreditasi dilakukan oleh tim dari luar hanya dalam
waktu-waktu tertentu.Tujuannya sama yaitu meningkatkan kualitas lembaga baik
parsial maupun keseluruhan.Dengan kata lain yang menjadi sasaran atau objek
supervisi akademik,supervisi administrasi,supervisi lembaga,dan supervisi
akreditasi adalah sama yaitu meningkatkan kualitas lembaga,tetapi lingkup dan
harapan tentang kualitasnya berbeda.
E. Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara garis
besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu
kepemimpinan,kepengawasan dan pelaksana.Fungsi kepemimpinan melekat pada
seorang supervisor karena dia adalah pemimpin.Begitu pula pengawas yang tugas
pokoknya melakukan pengawasan.Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada
supervisor,karena ia adalah para pelaksana di lapangan yang dalam istilah bakunya
adalah pejabat fungsional,sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.
Rincian dalam
fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Meningkatkan semangat kerja
kepala sekolah,guru dan staf sekolah yang berada di bawah tanggung jawab dan kewenangannya.
2. Mendorong aktifitas dan
kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah.
3. Mendorong terciptanya suasana
kondusif di dalam dan di luar lingkungan sekolah.
4. Menampung,melayani dan
mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan disekolah tersebut dan berusaha
membantu pemecahannya.
5. Membantu mengembangkan kerja
sama dan kemitraan kerja dengan semua unsur terkait.
6. Membantu mengembangkan
kegiatan intra dan ekstra kurikuler di sekolah.
7. Membimbing dan mengarahkan
seluruh personil sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran
pada sekolah tersebut.
Dalam melaksanakan
fungsi pengawasan,supervisor hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Mengamati
dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah,guru dan seluruh staf
sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanakan itu sesuai dengan
rencana atau tidak.
2.
Memantau
perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi tanggung jawab dan kewarganegaraannya
termasuk belajar siswa pada sekolah yang bersangkutan.
3.
Mengawasi
pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang didalamnya terdapat
administrasi personil,materil,kurikulum dsb.
4.
Mengendalikan
penggunaan dan pendistribusian serta pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
Dalam
melaksanakan fungsi pelaksana,seorang supervisor hendaknya memperhatikan
kegiatan-kegiatan berikut:
1.
Melaksanakan
tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.
Mengamankan
berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
3.
Melaporkan
hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis dan
ditindaklanjuti.
F.
Ruang
Lingkup Dan Teknik Supervisi Pendidikan
Dalam dunia
pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan antara satu dengan
lainnya unsur-unsur yang dimaksud adalah personal,material dan operasional,oleh
sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur tersebut yang
bila dijabarkan sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama
dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah yang disupervisi,para
personal yang dimaksud adalah Kepala Sekolah,pegawai tata usaha,guru,siswa. a. Kepala
Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah
yaitu:
·
Masalah
jalannya pendidikan dan pengajaran
·
Masalah
program pendidikan dan pengajaran disekolah
·
Masalah
kepemimpinan kepala sekolah
·
Masalah
administrasi sekolah
·
Masalah
kerja sama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
·
Masalah
kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan intra dan ekstra kurikuler
·
Masalah
BP3 dan POMG dan lain -lain
b. Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha
sekolah dan seluruh stafnya antara lain:
·
Masalah
administrasi sekolah
·
Masalah
data dan statistik sekolah
·
Masalah
pembukuan
·
Masalah
surat menyurat dan kearsipan
·
Masalah
rumah tangga sekolah
·
Masalah
pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
·
Masalah
laporan sekolah dan lain –lain
c. Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru antara
lain:
·
Masalah
wawasan dan kemampuan
·
Masalah
kehadiran dan aktivitas guru
·
Masalah
persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,program
tahunan,program semester,program satuan pelajaran sampai dengan persiapan mengajar
harian atau perencanaan pengajaran
·
Masalah
pencapaian target kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler
·
Masalah
kerjasama guru dengan siswa,dengan sesama guru,dengan tata usaha dan dengan
kepala sekolah
·
Masalah
tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
·
Masalah
kemampuan belajar siswa
d. Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa antara
lain:
·
Motivasi
belajar siswa
·
Tingkat
kesulitan yang dialami siswa
·
Keterlibatan
siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler
·
Pengembangan
organisasi siswa
·
Sikap
guru dan kepala sekolah terhadap siswa
·
Keterlibatan
orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
·
Kesempatan
memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah
2. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan
sarana fisik lainnya :
a. Ketersediaan ruangan untuk
perpustakaan,labolaturium,ruang praktek ibadah,aula dan lain-lain
b. Pengelolaan dan perawatan
terhadap fasilitas tersebut
c. Pemanfaatan buku-buku teks
pokok dan buku-buku penunjang
d. Pemanfaatan dan perawatan
alat-alat kesenian dan sebagainya
3. Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional antara
lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan
teknik edukatif, yang mencakup:
·
Kurikulum
·
Proses belajar mengajar
·
Evaluasi/penilaian
·
Kegiatan ekstra kurikuler
b. Masalah yang berkaitan dengan
teknik administrasi, mencakup:
·
Administrasi
personal
·
Administrasi
material
·
Administrasi
kurikulum dan sebagainya
c.
Masalah yang
berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama,mencakup:
·
Sekolah
dengan keluarga dan masyarakat
·
Sekolah
dengan sekolah-sekolah lainnya
·
Sekolah
dengan lembaga swadaya masyarakat
·
Sekolah
dengan organisasi kepemudaan
·
Sekolah
dengan instansi pemerintah terkait
Teknik-teknik Supervisi
Pendidikan.Tugas pengawas satuan pendidikan ketika melaksanakan tugas
pengawasannya,haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik agar
kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil pembinaannya
mencapai tujuan pembinaan.
Ada beberapa
metode dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas.Metode-metode
tersebut dibedakan antara yang bersifat individual dan kelompok.
a. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi
individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu
yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
Supervisor atau
pengawas hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan
tertentu.Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:kunjungan
kelas,observasi kelas,pertemuan individual,kunjungan antar kelas,dan menilai
diri sendiri.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi
kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada
dua orang atau lebih.Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan,
memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.Kemudian pada kelompok
ini diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
dihadapi.Teknik supervisi kelompok ada beberapa diantaranya adalah:Kepanitiaan-kepanitiaan,Kerja
kelompok, Laboratorium kurikulum,Baca terpimpin,Demonstrasi
pembelajaran,Darmawisata,Diskusi panel,Organisasi professional,Pertemuan guru,
Lokakarya atau konferensi kelompok.[2]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi mengandung arti yang luas dan
demokratis,dengan paradigma baru yang tidak hanya melihat kinerja kepala
sekolah guru dan pegawai sekolah saja akan tetapi juga mencari jalan keluar
apabila terjadi permasalahan. Para supevisor berkewajiban memberi bimbingan,pembinaan
dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang diawasi
lebih bersifat kemitraan,hubungan komunikasi pun tidak lagi one way traffic
tetapi menjadi two way traffic.
B.
Saran
Dalam pembuatan
makalah ini referensi yang digunakan sudah cukup namun apabila akan menggunakan
referensi yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik.Waktu yang diberikan
tergolong singkat untuk pembuatan sebuah makalah sehingga untuk pembuatan
makalah selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi dan waktu yang lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Purwanto,
Ngalim. (2003). Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Sergiovanni
2. Husba Mustafa, Strategi Membangun Kinerja Supervisor
Pendidikan, Al. Print, Makassar, 2007.
3. Soetjipto dan Kasasi Raflis, Profesi Keguruan, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta. 2004.
4. Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan,
Penerbit; Rineka Cipta, Jakarta. 2000.
6. A, Hasan, Yusuf, dkk.,
Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV Mekar Jaya, 2002.
7. A, Sahertian, Piet, Drs,
Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasioanal, Surabaya: 1981.
8. Tim Penyusun Ditjen Baga
Islam, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, Depag RI Ditjen Baga
Islam, Jakarta, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar